![]() |
Kurnia Ramadhan Kader Formasi, Tembus Top 5 Duta Pendidikan Disabilitas Sumut 2025 |
Sumatera Utara, Sergai, Lidinews – Kurnia Ramadhan, pemuda asal Dusun IV, Desa Marubun, Kecamatan Sipispis, Kabupaten Serdang Bedagai, sukses mengharumkan nama daerah dengan masuk ke dalam Top 5 Duta Pendidikan Disabilitas Sumatera Utara 2025. Ia merupakan kader aktif Forum Mahasiswa Sipispis (Formasi), organisasi kepemudaan yang dikenal fokus pada pendidikan, sosial, dan pengembangan desa.
Melalui Forum Mahasiswa Sipispis, Kurnia telah menggagas berbagai kegiatan edukatif berbasis komunitas, seperti program “Belajar Bersama Semua Anak” yang melibatkan relawan untuk mengajar anak-anak penyandang disabilitas di dusun-dusun terpencil. Komitmennya dalam memperjuangkan pendidikan inklusif mendapat perhatian khusus dari dewan juri tingkat provinsi.
“Forum Mahasiswa Sipispis adalah tempat saya belajar dan bergerak. Dari sini saya memahami bahwa banyak saudara kita yang masih kesulitan mengakses pendidikan hanya karena mereka berbeda. Maka kami harus hadir untuk mereka,” ujar Kurnia.
Pencapaian ini mendapat apresiasi dari banyak pihak. Namun, Kurnia dan rekan-rekan di Formasi menekankan bahwa peran pemerintah desa dan kecamatan sangat penting untuk mendukung gerakan-gerakan mahasiswa dan pemuda di akar rumput.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Forum Mahasiswa Sipispis, Delviani Damanik, menyampaikan harapannya kepada seluruh pemerintah desa di Kecamatan Sipispis.
“Kami mengajak 20 kepala desa di Kecamatan Sipispis untuk memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan positif mahasiswa dan pemuda. Mereka adalah aset daerah yang perlu difasilitasi dan diberikan ruang untuk berkontribusi,” tegas Delviani.
Ia menambahkan bahwa banyak kegiatan mahasiswa yang memiliki dampak langsung ke masyarakat, seperti pendidikan, lingkungan, pemberdayaan ekonomi, hingga literasi digital. Dukungan bisa diberikan dalam bentuk kolaborasi, pengakuan legal komunitas, hingga fasilitas tempat dan komunikasi yang terbuka.
Kurnia berharap capaian ini menjadi awal dari gerakan yang lebih luas untuk pendidikan yang setara, dan bahwa prestasi pemuda harus menjadi tanggung jawab bersama, termasuk pemerintah setempat.
“Jangan jadikan kami hanya sekadar simbol acara. Libatkan kami secara nyata dalam pembangunan. Kami siap bekerja untuk desa kami,” tutupnya.
(Ari Damanik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar