Iklan

terkini

Saatnya Kader Pelopor Bergerak Menutup Celah Perpecahan Menyongsong Persatuan

Lidinews
Kamis, Juli 03, 2025 WIB Last Updated 2025-07-06T02:50:24Z

Gambar : Saatnya Kader Pelopor Bergerak Menutup Celah Perpecahan Menyongsong Persatuan. Lidinews.id

Sumatera Utara, Tanah Karo, Lidinews.id - Kamis, 3 Juli 2025Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI) Tanah Karo menyatakan sikap tegas dan penuh semangat untuk menyukseskan Kongres Nasional XXII GMNI yang akan digelar di Bandung, Jawa Barat pada 15 Juli 2025.

 

Dalam pernyataannya, Ketua DPC GMNI Tanah Karo bersama Sekretaris DPC menyampaikan bahwa Kongres ini bukan sekadar rutinitas organisasi, melainkan titik balik perjuangan ideologis menuju soliditas nasional yang lebih progresif, revolusioner, dan sesuai dengan cita-cita marhaenisme Bung Karno.

 

Sebagai bagian dari kekuatan akar rumput GMNI yang tumbuh di daerah, DPC GMNI Tanah Karo melihat bahwa Kongres XXII bukan hanya agenda formal untuk memilih pemimpin nasional. Kongres ini adalah ruang strategis untuk menyatukan kembali semangat persatuan, meluruskan garis ideologis, dan menyusun arah baru perjuangan organisasi di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks.

 

Kongres adalah Jalan Persatuan, Bukan Perpecahan

Dalam beberapa tahun terakhir, GMNI mengalami dinamika internal yang tak bisa disangkal. Dualisme kepemimpinan, fragmentasi politik internal, hingga melemahnya fungsi kaderisasi ideologis di beberapa tingkat. Namun demikian, DPC GMNI Tanah Karo menegaskan bahwa jawaban terhadap konflik bukanlah penghindaran, melainkan penyatuan melalui forum tertinggi organisasi, Kongres.

 

“Kami memandang Kongres ini sebagai medan dialektika kader pelopor. Bukan tempat saling menjatuhkan, tapi tempat menyatukan garis merah perjuangan. Kita harus hadir bukan sebagai delegasi pasif, tapi sebagai pelopor persatuan nasional,” tegas Raja Tumbur, Ketua DPC GMNI Tanah Karo.

 

 

Mengembalikan GMNI ke Jalan Kaderisasi Revolusioner

Kader GMNI hari ini hidup di tengah krisis multi-dimensi: kapitalisme digital, ekopolitik ekstraktif, hingga degradasi ideologi di kalangan pemuda. Dalam situasi seperti ini, Kongres harus menjadi tempat untuk menghidupkan kembali semangat "kaderisasi revolusioner" sebagaimana diwariskan Bung Karno. DPC GMNI Tanah Karo menyerukan agar Kongres nanti membahas isu-isu konkret:

  • Reorientasi pendidikan politik berbasis marhaenisme,
  • Perlawanan terhadap penjajahan gaya baru (new imperialism),
  • Penguatan peran GMNI dalam isu petani, buruh, dan masyarakat adat,
  • serta konsolidasi gerakan mahasiswa secara nasional.

 

“Kita tidak bisa lagi terjebak dalam wacana elite, sementara rakyat di bawah menjerit. Kongres ini harus kembali pada suara wong cilik. Dan untuk itu, kita harus sukseskan bersama,” ucap Bung Arjun Munthe, Sekretaris DPC GMNI Tanah Karo.

 

Bandung adalah Simbol Historis Perlawanan

Pemilihan Bandung sebagai tuan rumah Kongres bukanlah kebetulan. Kota ini adalah saksi sejarah Konferensi Asia-Afrika 1955, di mana Bung Karno menyerukan kemerdekaan bangsa-bangsa dari kolonialisme. Bandung adalah lambang perlawanan terhadap hegemoni global dan tempat lahirnya semangat solidaritas internasional.

 

Dengan melaksanakan Kongres di Bandung, GMNI secara simbolik kembali ke akar sejarah:
Menentang penjajahan dalam bentuk apa pun—baik ekonomi, budaya, maupun digital.
Itu sebabnya, DPC GMNI Tanah Karo menolak segala bentuk sabotase dan upaya pembatalan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang anti persatuan.

 

Mengapa Kongres Ini Harus Disukseskan?

  1. Momen Regenerasi Nasional

Kongres adalah titik regenerasi kader pelopor secara nasional. Tidak ada organisasi yang kuat tanpa kaderisasi ideologis yang konsisten. Kita butuh pemimpin nasional GMNI yang punya wawasan ideologis, kemampuan organisatoris, dan sensitivitas terhadap perubahan zaman. Kongres inilah tempatnya.

 

  1. Penyatuan Kembali GMNI

GMNI bukan milik kubu tertentu. Ia adalah milik seluruh kader dari Sabang sampai Merauke. Dualisme hanya bisa diakhiri melalui forum sah organisasi, bukan melalui narasi di luar struktur. Maka Kongres ini adalah platform konstitusional untuk menyatukan GMNI dan membangun kepercayaan baru.

 

  1. Merespons Tantangan Nasional

Pemuda hari ini menghadapi tantangan seperti otoritarianisme digital, manipulasi algoritma, ketimpangan sosial, dan krisis iklim. GMNI harus hadir sebagai gerakan intelektual-organik yang membawa wacana alternatif dan aksi nyata. Kongres harus membahas solusi revolusioner atas tantangan ini.

 

  1. Menjaga Marwah dan Martabat GMNI

Jika Kongres gagal, maka GMNI bisa kehilangan marwah sebagai organisasi ideologis yang disegani. Maka suksesnya Kongres adalah juga suksesnya reputasi ideologi marhaenisme di tengah kemunduran gerakan mahasiswa nasional.

 

  1. Menjawab Harapan Rakyat

GMNI bukan hanya organisasi mahasiswa; ia adalah alat perjuangan rakyat. Petani, nelayan, buruh, dan masyarakat adat menanti hadirnya pemuda progresif yang berpihak pada mereka. Kongres ini harus jadi titik pangkal keberpihakan itu.

 

Jangan Netral di Titik Kritis!

DPC GMNI Tanah Karo mengajak seluruh DPC dan DPD GMNI Se-Indonesia untuk tidak menjadi netral di tengah situasi kritis organisasi. Netralitas adalah bentuk pembiaran terhadap fragmentasi dan status quo. Saatnya semua DPC turun tangan, bukan hanya untuk hadir, tapi untuk mengarahkan Kongres agar kembali ke cita-cita dasar organisasi.

 

“Jangan jadi penonton di rumah sendiri. Kita semua punya tanggung jawab moral dan historis untuk menyukseskan Kongres ini. Kalau bukan kita, siapa lagi?” kata Ketua DPC GMNI Tanah Karo.

 

Kongres Adalah Momentum, Bukan Sekadar Acara

Momentum tidak datang dua kali. Kongres XXII GMNI adalah pertemuan sejarah. Sejarah menanti, apakah kita akan menjadi generasi pelopor yang membangun kembali kejayaan GMNI atau menjadi generasi diam yang membiarkan ideologi tercerai-berai.


DPC GMNI Tanah Karo telah memilih untuk hadir, bersuara, dan bergerak. DPC GMNI Tanah Karo memilih untuk menyukseskan Kongres XXII GMNI.


“Mari, kader GMNI di seluruh Indonesia, kita satukan langkah, kita kobarkan semangat marhaenis, dan kita tegakkan Kongres ini sebagai tonggak revolusioner menuju GMNI yang bersatu, berideologi, dan berpihak pada rakyat!” tegas Bung Arjun Munthe, Sekretaris GMNI Tanah Karo.

 

 

 

Editor : Mayldo

Komentar

Tampilkan

  • Saatnya Kader Pelopor Bergerak Menutup Celah Perpecahan Menyongsong Persatuan
  • 0

Tidak ada komentar:

Terkini